Sistem
SCM pada Toyota
Sistem
produksi tepat waktu (Just In Time)
Sistem produksi tepat waktu (Just In
Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang
dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya
memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada
saat dibutuhkan oleh konsumen.
Konsep just in time adalah suatu
konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan
dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses
produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan
barang / penyimpanan barang / stocking cost.
Just In Time adalah suatu
keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk
bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas
dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi
pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang
berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama
dengan komponen-komponen lainnya
Jus In Time (JIT) adalah filofosi
manufakturing untuk menghilangkan pemborosan waktu dalam total prosesnya mulai
dari proses pembelian sampai proses distribusi. Fujio Cho dari Toyota
mendefinisikan pemborosan (waste) sebagai: Segala sesuatu yang berlebih, di
luar kebutuhan minimum atas peralatan, bahan, komponen, tempat, dan waktu kerja
yang mutlak diperlukan untuk proses nilai tambah suatu produk. Kemudian
diperoleh rumusan yang lebih sederhana pengertian pemborosan: Kalau sesuatu
tidak memberi nilai tambah itulah pemborosan
7 (tujuh) jenis pemborosan
disebabkan karena :
Over produksi
Waktu menunggu
Transportasi
Pemrosesan
Tingkat persediaan barang
Gerak
Cacat produksi
Waktu menunggu
Transportasi
Pemrosesan
Tingkat persediaan barang
Gerak
Cacat produksi
B. Konsep Dasar Just In Time
Konsep dasar JIT adalah sistem
produksi Toyota, yaitu suatu metode untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan
akibat adanya gangguan dan perubahan permintaan, dengan cara membuat semua
proses dapat menghasilkan produk yang diperlukan, pada waktu yang diperlukan
dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
Dalam sistem pengendalian produksi yang biasa, syarat di atas dipenuhi dengan mengeluarkan berbagai jadwal produksi pada semua proses, baik itu pada proses manufaktur suku cadang maupun pada lini rakit akhir. Proses manufaktur suku cadang menghasilkan suku cadang yang sesuai dengan jadwal, dengan menggunakan sistem dorong, artinya proses sebelumnya memasok suku cadang pada proses berikutnya
Dalam sistem pengendalian produksi yang biasa, syarat di atas dipenuhi dengan mengeluarkan berbagai jadwal produksi pada semua proses, baik itu pada proses manufaktur suku cadang maupun pada lini rakit akhir. Proses manufaktur suku cadang menghasilkan suku cadang yang sesuai dengan jadwal, dengan menggunakan sistem dorong, artinya proses sebelumnya memasok suku cadang pada proses berikutnya
Terdapat empat konsep pokok yang
harus dipenuhi dalam melaksanakan Just In Time (JIT):
Produksi Just In Time (JIT), adalah
memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah
yang diperlukan.
Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya.
Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai dengan fluktuasi permintaan.
Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan
Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya.
Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai dengan fluktuasi permintaan.
Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan
Guna mencapai empat konsep ini maka
diterapkan sistem dan metode sebagai berikut :
Sistem kanban untuk mempertahankan
produksi Just In Time (JIT).
Metode pelancaran produksi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan.
Penyingkatan waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi.
Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang fleksibel.
Aktifitas perbaikan lewat kelompok kecil dan sistem saran untuk meningkatkan moril tenaga kerja.
Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke seluruh bagian perusahaan.
Metode pelancaran produksi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan.
Penyingkatan waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi.
Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang fleksibel.
Aktifitas perbaikan lewat kelompok kecil dan sistem saran untuk meningkatkan moril tenaga kerja.
Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke seluruh bagian perusahaan.
C. Elemen-elemen Just In Time
Pengurangan waktu set up
Aliran produksi lancar (layout)
Produksi tanpa kerusakan mesin
Produksi tanpa cacat
Peranan operator
Hubungan yang harmonis dengan pemasok
Penjadwalan produksi stabil dan terkendali
Sistem Kanban
Aliran produksi lancar (layout)
Produksi tanpa kerusakan mesin
Produksi tanpa cacat
Peranan operator
Hubungan yang harmonis dengan pemasok
Penjadwalan produksi stabil dan terkendali
Sistem Kanban
1. Pengurangan Waktu set up dan
ukuran lot
Pemilahan kegiatan set up
Kegiatan set up bisa dipilah menjadi:
1) Kegiatan eksternal set up: persiapan cetakan & alat bantu, pemindahan cetakan, dan lain-lain.
2) Kegiatan internal set up: bongkar pasang pada mesin, penyetelan mesin, dan lain-lain.
Kegiatan set up bisa dipilah menjadi:
1) Kegiatan eksternal set up: persiapan cetakan & alat bantu, pemindahan cetakan, dan lain-lain.
2) Kegiatan internal set up: bongkar pasang pada mesin, penyetelan mesin, dan lain-lain.
b. Langkah mengurangi waktu set up:
Memisahkan pekerjaan set up yang harus
diselesaikan selagi mesin berhenti (internal set up) terhadap pekerjaan yang
dapat dikerjakan selagi mesin beroperasi (eksternal set up).
Mengurangi internal set up dengan mengerjakan lebih banyak eksternal set up, contohnya: persiapan cetakan, pemindahan cetakan, peralatan, dan lain-lain.
Mengurangi internal set up dengan mengurangi kegiatan penyesuaian (adjustment), menyederhanakan alat bantu dan kegiatan bongkar pasang, menambah personil pembantu, dan lain-lain.
Mengurangi total waktu untuk seluruh pekerjaan set up, baik internal maupun eksternal.
Mengurangi internal set up dengan mengerjakan lebih banyak eksternal set up, contohnya: persiapan cetakan, pemindahan cetakan, peralatan, dan lain-lain.
Mengurangi internal set up dengan mengurangi kegiatan penyesuaian (adjustment), menyederhanakan alat bantu dan kegiatan bongkar pasang, menambah personil pembantu, dan lain-lain.
Mengurangi total waktu untuk seluruh pekerjaan set up, baik internal maupun eksternal.
Contoh:
Jika set up mesin lamanya 1 jam (60
menit), bisa disingkat menjadi 6 menit. Andaikata lot yang harus dibuat
banyaknya 3000 buah yang setiap unitnya memakan waktu 1 menit, maka waktu
produksinya = 1 jam + (3000 x 1 menit) = 3060 menit = 51 jam.
Setelah waktu set up dikurangi menjadi 6 menit, maka waktu produksinya menjadi = 6 menit + (3000 x 1 menit) = 3006 menit.
Namun, dengan waktu yang sama (3060 menit) dapat dibuat lot sebanyak 300 buah dari berbagai jenis, yang diulang sebanyak 10 kali, yaitu: {6 menit + (300 x 1 menit)} x 10 = 3060 menit = 51 jam.
Hal ini berarti sistem produksi lebih tanggap terhadap perubahan.
Setelah waktu set up dikurangi menjadi 6 menit, maka waktu produksinya menjadi = 6 menit + (3000 x 1 menit) = 3006 menit.
Namun, dengan waktu yang sama (3060 menit) dapat dibuat lot sebanyak 300 buah dari berbagai jenis, yang diulang sebanyak 10 kali, yaitu: {6 menit + (300 x 1 menit)} x 10 = 3060 menit = 51 jam.
Hal ini berarti sistem produksi lebih tanggap terhadap perubahan.
2. Aliran produksi lancar (layout)
Pemborosan yang berkaitan dengan
process Layout
Pada layout proses ditemukan berbagai pemborosan, yaitu:
Kesulitan koordinasi dan jadwal produksi
Pemborosan transportasi dan material handling
Akumulasi persediaan dalam proses
Penanganan material berganda bahkan beberapa kali
Lead time produksi yang sangat panjang
Kesulitan mengenali penyebab cacat produksi
Arus material dan prosedur kerja sulit dibakukan
Sulitnya perbaikan kerja karena tidak ada standardisasi
Pada layout proses ditemukan berbagai pemborosan, yaitu:
Kesulitan koordinasi dan jadwal produksi
Pemborosan transportasi dan material handling
Akumulasi persediaan dalam proses
Penanganan material berganda bahkan beberapa kali
Lead time produksi yang sangat panjang
Kesulitan mengenali penyebab cacat produksi
Arus material dan prosedur kerja sulit dibakukan
Sulitnya perbaikan kerja karena tidak ada standardisasi
c. Aliran Produksi
Proses layout. Waktu simpan komponen
lama, tingkat persediaan tinggi, dan prioritas kerja sulit ditentukan.
Ketidakseimbangan jalur. Jika proses tidak terkoordinir maka komponen akan terakumulasi sebagai persediaan, dan pengaturan kerja akan sulit dilakukan.
Set up atau penggantian alat yang makan waktu. Persediaan komponen akan menumpuk, sementara proses berikutnya akan tertunda.
Kerusakan dan gangguan mesin. Jalur akan berhenti dan akan terjadi penumpukan barang dalam proses.
Masalah kualitas. Kalau cacat produksi ditemukan, maka proses selanjutnya akan berhenti dan persediaan akan menumpuk.
Absensi. Jika seorang operator ada yang berhalangan kerja dan penggantinya sulit ditemukan, maka jalur produksi akan terhenti.
Ketidakseimbangan jalur. Jika proses tidak terkoordinir maka komponen akan terakumulasi sebagai persediaan, dan pengaturan kerja akan sulit dilakukan.
Set up atau penggantian alat yang makan waktu. Persediaan komponen akan menumpuk, sementara proses berikutnya akan tertunda.
Kerusakan dan gangguan mesin. Jalur akan berhenti dan akan terjadi penumpukan barang dalam proses.
Masalah kualitas. Kalau cacat produksi ditemukan, maka proses selanjutnya akan berhenti dan persediaan akan menumpuk.
Absensi. Jika seorang operator ada yang berhalangan kerja dan penggantinya sulit ditemukan, maka jalur produksi akan terhenti.
3. Produksi tanpa kerusakan mesin
a. Preventive Maintenance
1) Pendekatan untuk mencegah kerusakan dan gangguan mesin dapat dilihat pada gambar 3.
2) Faktor penyebab gangguan mesin dapat dilihat pada gambar 4.
3) Gangguan mesin dan penanggulangannya dapat dilihat pada gambar 5.
1) Pendekatan untuk mencegah kerusakan dan gangguan mesin dapat dilihat pada gambar 3.
2) Faktor penyebab gangguan mesin dapat dilihat pada gambar 4.
3) Gangguan mesin dan penanggulangannya dapat dilihat pada gambar 5.
b. Total Productive Maintenance
Belajar bagaimana melakukan
pemeliharaan rutin mesin, misalnya: pelumasan, pengencangan baut, dan
sebagainya. Guna mencegah penurunan daya kerja mesin.
Melaksanakan petunjuk penggunaan mesin secara wajar.
Mengembangkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap tanda-tanda awal penurunan kemampuan mesin, dengan melakukan perawatan yang mudah, pembersihan, penyetelan, dan lain-lain.
Melaksanakan petunjuk penggunaan mesin secara wajar.
Mengembangkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap tanda-tanda awal penurunan kemampuan mesin, dengan melakukan perawatan yang mudah, pembersihan, penyetelan, dan lain-lain.
Sementara karyawan bagian
pemeliharaan, bisa melakukan antara lain
1) Membantu operator produksi
mempelajari kegiatan perawatan yang dapat dilakukan sendiri.
2) Memperbaiki penurunan kemampuan peralatan melalui inspeksi berkala, bongkar pasang, dan penyesuaian atau penyetelan kembali.
3) Menentukan kelemahan dalam rancang bangun mesin, merencanakan dan melakukan tindakan perbaikan, menentukan kondisi wajar operasi mesin.
4) Membantu operator menaikan kemampuan perawatan, dan lain-lain.
2) Memperbaiki penurunan kemampuan peralatan melalui inspeksi berkala, bongkar pasang, dan penyesuaian atau penyetelan kembali.
3) Menentukan kelemahan dalam rancang bangun mesin, merencanakan dan melakukan tindakan perbaikan, menentukan kondisi wajar operasi mesin.
4) Membantu operator menaikan kemampuan perawatan, dan lain-lain.
1. Pengertian Just In Time (JIT)
Sistem produksi tepat waktu (JIT)
adalah sistem produksi yang bertujuan untuk menghasilkan unit yang diperlukan
dalam jumlah yang diperlukan dalam waktu yang diperlukan.
Ide dasar sistem produksi tepat
waktu (JIT) adalah menghasilkan sejumlah barang yang diperlukan saat diminta
dengan menghilangkan segala macam pemborosan sehingga diperoleh biaya produksi
yang rendah.
Sistem produksi tepat waktu (JIT)
bukanlah ilmu yang memerlukan analisis kuantitatif maupun kualitatif yang
begitu rumit, lebih tepatnya JIT bisa dikatakan sebagai metode pendekatan,
filosofi kerja, konsep ataupun strategi manajemen yang dimaksud dan tujuannya
adalah mencapai performansi yang tinggi dalam proses manufacturing. JIT
adalah filosofi manufakturing untuk menghilangkan pemborosan dalam total
prosesnya mulai dari proses pembelian sampai distribusi.
2. Konsep Dasar Just In Time
Konsep dasar JIT dalam proses
produksi atau sistem manufaktur fabrikasi pada prinsipnya pabrik hanya
memproduksi jenis-jenis barang yang diminta, sejumlah yang diperlukan, pada
saat yang dibutuhkan. Sasaran utama dalam JIT adalah membuat kelancaran
produksi sehingga tidak mengganggu jalannya aliran bahan dari pemasok sampai
pelanggan terakhir dengan tepat.
Terdapat empar konsep dasar dalam
melaksanakan JIT, yaitu:
- Produksi JIT adalah memproduksi apa yang dbutuhkan, hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan.
- Autonomasi, merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya.
- Tenaga kerja yang fleksibel, pekerja dengan fungsi ganda.
- Pemikiran kreatif, yang berarti memperhatikan saran para pekerja.
Guna mencapai empat konsep dasar ini
maka diterapkan sistem dan metode sebagai berikut:
- Sistem kanban untuk mempertahankan produksi JIT.
- Metode pelancaran produksi, untuk menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan.
- Perpendekan waktu penyiapan, untuk mengurangi waktu pesanan produksi.
- Tata ruang mesin dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang fleksibel.
- Aktivitas perbaikan melalui kelompok kecil dan sistem saran untuk meningkatkan moril tenaga kerja.
- Sistem pengendalian visual untuk mencapai konsep autonomasi.
- Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke seluruh bagian perusahaan.
Just
in Time dikembangkan oleh Toyota Motor Corporation tahun 1973. Tujuan utamanya
adalah pengurangan biaya atau perbaikan produktivitas dengan menghilangkan
berbagai pemborosan. Pengembangan yang sangat penting dalam perencanaan
dan pengendalian operasional saat ini adalah JIT manufacturing yang kadang
disebut sebagai”produk tanpa persedian”. JIT bukan hanya sekedar sebuah metode
yang bertujuan untuk mengurangi persediaan. JIT juga memperhatikan keseluruhan system
produksi sehingga komponen yang bebas dari cacat dapat disediakan untuk tingkat
produksi selanjutnya tepat ketika mereka dibutuhkan – tidak terlambat dan tidak
terlalu cepat.
Hal
yang harus diperhatikan dalam penerapan JIT
1.
Aliran Material yang lancar –
Sederhanakan pola aliran material. Untuk itu dibutuhkan pengaturan total pada
lini produksi. Ini juga membutuhkan akses langsung dengan dan dari bagian
penerimaan dan pengiriman. Tujuannya adalah untuk mendapatkan aliran material
yang tidak terputus dari bagian penerimaan dan kemudian antar tiap tingkat
produksi yang saling berhubungan secara langsung, samapi pada bagian
pengiriman. Apapun yang menghalangi aliran yang merupakan target yang haru
diselidiki dan dieliminasi.
· 2. Pengurangan waktu set-up – Sesuai dengan JIT,
terdapat beberapa bagian produksi diskret yang memilki waktu set-up mesin yang
kadang-kadang membutuhkan waktu beberapa jam. Hal ini tidak dapat ditoleransi
dalam sistem JIT. Pengurangan waktu setup yang dramatis telah dapat dicapai oleh
berbagai perusahaan, kadang dari 4-7 jam menjadi 3-7 menit. Ini membuat ukuran
batch dapat dikurangi menjadi jumlah yang sangta kecil, yang mengijinkan
perusahaan menjadi sangat fleksibel dan responsif dalam menghadapi perubahan
permintaan konsumen.
· 3. Pengurangan lead time vendor – Sebagai pengganti
dari pengiriman yang sangat besar dari komponen-komponen yang harus dibeli
setiap 2/3 bulan, dengan sistem JIT kita ingin menerima komponen tepat pada
saat operasi produksi membutuhkan. Untuk itu perusahaan kadang-kadang harus
membuat kontrak jangka panjang dengan vendor untuk mendapatkan kondisi seperti
ini.
· 4. Komponen zero defect – Sistem JIT tidak dapat
mentolelir komponen yang cacat, baik itu yang diproduksi maupun yang dibeli.
Untuk komponen yang diproduksi, teknis kontrol statistik harus digunakan untuk
menjamin bahwa semua proses sedang memproses komponen dalam toleransi setiap
waktu. Untuk komponen yang dibeli, vendor diminta untuk menjamin bahwa semua
produk yang mereka sediakan telah diproduksi dalam sistem produksi yang diawasi
secara satistik. Perusahaan kan selalu memiliki program sertifikasi vendor
untuk menjamin terlaksananya hal ini.
· 5. Kontrol lantai produksi yang disiplin – Dalam
system pengawasan lantai produksi tradisional, penekanan diberikan pada
utilitas mesin, waktu produksi yang panjang yang dapat mengurangi biaya set up
dan juga pengurangan waktu pekerja. Untuk itu, order produksi dikeluarkan
dengan memperhatikan faktorfaktor ini. Dalam JIT, perhitungan performansi
tradisional ini sangat jauh dari keinginan untuk membentuk persediaan yang
rendah dan menghilangkan halhal yang menghalangi operasi yang responsif. Hal
ini membuat waktu awal pelepasan order yang tepat harus dilakukan setiap saat.
Ini juga berarti, kadangkadang mesin dan operator mesin dapat saja menganggur.
Banyak manajer produksi yang telah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
menjaga agar mesin dan tenaga kerja tetap sibuk, mendapat kesulitan membuat
penyesuaian-penyesuaian yang dibutuhkan agar berhasil menggunakan operasi JIT.
Perusahaan yang telah berhasil mengimplementasikan filosofi JIT akan
mendapatkan manfaat yang besar.
· Prinsip-prinsip JIT
· 1. Simplification, merupakan salah satu tools just in time
dalam penyederhanaan proses yang ada.
· 2. Cleanliness and Organization, merupakan aturan dalam
organisasi dan perusahaan
· 3. Visibility, membuat agar kesalahan terlihat.
· 4. Cycle time, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
suatu produk.
· 5. Agility, kekuatan dalam pembuatan produk
· 6. Variability Reduction, kemampuan mengurangi hal-hal
yang tidak diperlukan.
· 7. Measurement, pengertian akan proses keseluruhan.
sumber(http://luckyprasetyohardiyanto.blogspot.com/2010/06/sistem-produksi-tepat-waktu-just-in.html)
Sistem E-SCM pada Restoran D-cost
Supply Chain Management merupakan proses perencanaan dan pengontrolan aktivitas supply chain. Supply chain management mencakup semua aktivitas bahan mentah, work-in-process iventory dan barang jadi mulai dari point permulaan proses sampai pada point konsumsi.Pada restoran D-Cost, proses SCM dimulai dari pada pemasok bahan baku (Seafood, sayur-mayur, dll) sampai pada meja makan kita. Restoran D-Cost menggunakan konsep e-SCM, yaitu SCM secara elektronik/Wireless network dalam pelayanannya. e-SCM yang terjadi di D-Cost, mulai dari point konsumen (downstream), terjadi pada saat pemesanan yang dilakukan oleh konsumen, dilanjutkan dalam ke dapur & bar minuman melalui sebuah server pusat dalam D-Cost. kemudian dari dapur & bar minuman akan diantarkan item yang telah dipesan ke meja konsumen.
Skema e-SCM di D-cost dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Dari skema dan peninjauan kami di d-cost kami dapat menyimpulkan bahwa penggunaan e-SCM bertujuan untuk mengurangi waktu delay pengirian informasi dalam hal ini adalah menu makanan dimulai dari pihak konsumen ke pihak restaurant. Pengurangan delay ini menyebabkan cepatnya pelayanan restaurant. Mungkin penggunaan sistem ini tidak begitu terasa pada saat sepi pengunjung, tetapi sangatlah terasa berguna disaat restaurant tersebut sedang dibanjiri pelanggan seperti saat pulang kerja ataupun jam makan (siang maupun sore). Oleh sebab itu kami menyarankan bagi rumah makan – rumah makan yang selalu dibanjiri pengunjung dapat mengaplikasikan sistem ini sebab menguntungan bagi pihak konsumen maupun restaurant, dimana konsumen akan merasa diutamakan dengan cepatnya pelayanan yang ada sehingga tercipta rasa kepuasan dan restaurant dapat menambah banyaknya pengunjung.
Rating terhadap penggunaan e-scm di D-Cost
Kami juga memberikan rating terhadap d-cost terhadap factor-faktor pendukung keadaan d-cost
Dear : Custumer Import & Domestics
BalasHapusKami dari PT. TWIN Logistics mengajukan penawaran kerjasama dalam bidang pengurusan barang Import RESMI & BORONGAN.
Services Kami,
Customs Clearance Import sistem Resmi maupun Borongan
Penanganan secara Door to Door ASIA & EROPA Sea & Air Service
Penyediaan Legalitas Under-Name (Penyewaan Bendera Perusahaan)
Pengiriman Domestik antar pulau seluruh Indonesia laut dan Udara atau Darat.
Terima kasih atas kepercayaan kepada kami, semoga kerjasamanya berjalan dengan lancar.
Jika ada yang inggin dipertayakan, silahkan hubunggi kami di Nomor Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Whatssapp : 0819-0806-0678 E-Mail : andijm.logistics@gmail.com
Best Regards,
Mr. Andi JM
Hp Whatssapp : 0819-0806-0678 / 0813-8186-4189
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = == = = = =
PT. TUNGGAL WAHANA INDAH NUSANTARA
Jl. Raya Utan Kayu No.105 B Jakarta Timur 13120 Indonesia
Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Fax : +62 21 8591-7812
Email : andijm.logistics@gmail.com, cs@twinlogistics.co.id
Web : www.twinlogistics.co.id