PT. FASTFOOD
INDONESIA, Tbk.( RSC Surabaya )
PT. Fastfood
Indonesia, Tbk. Didirikan oleh Kelompok Usaha Gelael pada tahun 1978, dan
terdaftar sebagai perusahaan publik sejak tahun 1994. Perseroan mengawali usaha
warabala dengan pembukaan restoran KFC pertama pada bulan Oktober 1979 di Jalan
Melawai, Jakarta. Keberhasilan restoran QSR (Quick Service Restaurant) pertama
ini kemudian diikuti dengan pembukaan restoran KFC di kota-kota besar lainnya
di Indonesia. Sebagai pemegang hak waralaba tunggal KFC hingga saat ini,
Perseroan senantiasa membangun brand KFC dan berbekal keberhasilan Perseroan
selama 26 tahun, KFC telah menjadi brand hidangan cepat saji yang paling
dominan, dan dikenal luas sebagai jaringan restoran cepat saji di negeri ini.
Pada saat ini Perseroan memiliki 237 restoran, termasuk 1 unit mobi catering,
di lebih dari 50 kota besar di Indonesia, memperkerjakan sekitar 9.280 karyawan.
Perseroan adalah perusahaan publik yang
terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta dengan kepemilikan saham
mayoritas sebesar 79,2% oleh PT. Gelael Pratama (43,6%) dan PT. Megah
Eraraharja (35,6%), dan sisa saham lainnya sebesar 20,8% oleh Publik (20%), dan
Koperasi (0,8%). PT. Gelael Pratama adalah Kelompok Usaha Gelael sebagai
pendiri KFC di Indonesia, sementara PT. Megah Eraraharja adalah anak perusahaan
Kelompok Salim yang bergabung dengan Perseroan sebagai pemegang saham mayoritas
pada tahun 1990.
Perseroan
memperoleh hak waralaba KFC dari Yum! Brands Inc., perusahaan restoran yang
memiliki system unit terbesar di dunia. Yum! Brands Inc. (dulu dikenal sebagai
Tricon Global Restaurants) adalah pemilik waralaba merek dagang KFC, Pizza Hut,
Taco Bell, A&W dan Long John Silvers. Nama Yum! terpilih karena
melambangkan harapan perusahaan untuk memberikan kepuasan ‘Yum!’ di wajah para
konsumennya di seluruh dunia. Dengan lima merek dagang yang beroperasi di bawah
naungan satu perusahaan yang sama, Yum! akan menjadi yang terbaik dalam
memberikan berbagai pilihan kepada konsumen, dan secara pasti akan memimpin
dalam usaha multi-branding. KFC, sebagai pemimpin global dalam kategori
restoran cepat saji yang menyajikan produk ayam dan produk lain yang berkaitan
dengan daging ayam, secara khusus dimiliki oleh Kentucky Fried Chicken
International Holdings, Inc., di Louisville, Kentucky (salah satu dari merek
dagang Yum! Brands Inc.).
Produk
unggulan Perseroan, Colonel’s Original Recipe dan Hot & Crispy Chicken,
tetap merupakan ayam goreng paling lezat menurut berbagai survey konsumen di
Indonesia. Dapat dipahami jika produk unggulan KFC berkualitas tinggi ini dapat
diterima baik di Indonesia, sebuah negara dengan konsumsi daging ayam jauh
lebih tinggi daripada daging jenis lain. Selain menyajikan produk unggulannya,
KFC juga memenuhi selera konsumen lokal dengan menawarkan menu pilihan seperti
Perkedel, Nasi, Salad dan Jagung Manis, serta produk lain-lain seperti Crispy
Strips, Twister, dan Spaghetti, yang diterima dengan sangat baik oleh pasar
kita. Untuk memberikan nilai tambah kepada konsumen, menu kombinasi hemat dan
bermutu seperti KFC Attack dan Super Panas senantiasa ditawarkan. Pengembangan
brand melalui pengenalan produk-produk baru, produk lanjutan, dan promosi paket
murah meriah (secara permanent atau waktu terbatas) memberi kontribusi besar
terhadap pertumbuhan KFC dan meningkatkan diferensiasi brand KFC yang
kompetitif.
Untuk
memonitor posisi pasar dan kinerja Perseroan secara keseluruhan, sebuah survei
yang disebut dengan Brand Image Tracking Study (BITS) rutin diadakan sejak
tahun 1998. Survei ini dilakukan setiap kwartal dan dikelola oleh sebuah
perusahaan survei untuk mengetahui persepsi konsumen dan brand image perusahaan
sejenis dalam industri hidangan cepat saji. Studi ini mengungkapkan bahwa KFC
secara konsisten berada pada posisi tertinggi dan paling menonjol dalam benak
konsumen untuk ‘Top of Mind Awareness’ dibandingkan dengan merek utama lainnya.
Selain itu, Perseroan juga melakukan studi Customer Experience Monitoring (CEM)
untuk mengetahui bagaimana pengalaman konsumen terhadap pelayanan dan fasilitas
KFC, dan studi CHAMPSCHECK untuk menilai kualitas pelayanan dan fasilitas yang
tersedia di KFC. Perseroan menerima penghargaan KADIN Award 2005 di bidang
Pariwisata untuk kategori restoran. Surat Penghargaan ini dianugerahkan oleh
Kamar Dagang & Industri dari pemerintah DKI Jakarta untuk
perusahaan-perusahaan dalam kategori hotel, restoran & hiburan yang
memberikan kontribusi signifikan terhadap pemasukan pemerintah setempat, dan
juga atas perhatian yang besar dalam memelihara dan melindungi kelestarian
lingkungan.
Perseroan
sepenuh hati dengan komitmen untuk mempertahankan visi kepemimpinan dalam usaha
restoran cepat saji, dengan terus memberikan kepuasan ‘Yum!’ kepada konsumen.
Dukungan para pemegang saham, keahlian manajemen, loyalitas dan dedikasi
karyawan, serta kontinuitas kunjungan konsumen, dapat membantu tercapainya visi
ini. Perseroan yakin bahwa dengan menciptakan dan membangun satu budaya yang
kokoh dimana setiap orang di Perusahaan membuat perbedaan, membentuk opini
konsumen & sales mania, memberikan diferensiasi brand yang kompetitif,
menjalin kontinuitas hubungan dengan masyarakat, serta mempertahankan
konsistensi keberhasilan yang telah dicapai, pada akhirnya akan menjadikan KFC
sebuah brand yang paling digemari di seluruh Indonesia, dan sebuah perusahaan
yang baik dan kokoh.
Di sini akan
dibahas hanya pada PT. FASTFOOD INDONESIA, Tbk.( RSC Surabaya ) /
Cabang Surabaya saja, RSC Surabaya merupakan kantor Regional KFC Wilayah Jawa
Timur yang terletak di Jalan Pemuda 31-37 Surabaya .
RSC
Surabaya terdiri dari beberapa dept.
1.
Admin & Staff
2.
Area Manager & Staff
3.
Marketing & Staff
4.
Training Officers
5.
Facilty Suppprt dept.
6.
IT. Dept
Kegiatan
utamanya adalah membantu / Support restaurant di wilayah Jawa Timur. Dengan
total outlet yang ada 36 outlet.
Perusahaan ini bergerak di bidang makanan cepat saji.
Visi :
Menjadi restoran terbaik dan paling digemari di Indonesia
dengan menjadi pemimpin pasar dalam industri
makanan cepat saji.
Misi :
Memberi kepuasan kepada semua pelanggan
dengan menyajikan produk bermutu tinggi dan pengalaman tak terlupakan, KFC
Jagonya Ayam.
Strategi :
KFC merupakan restoran cepat saji
franchise yang hak eksklusif waralabanya
dipegang oleh PT.Fast Food Indonesia. KFC menjadi pemimpin pasar
restoran cepat saji yang dominan di Indonesia
selama 20 tahun sejak tahun 1979. KFC menspesialisasikan
pada menu ayam goreng dan memposisikan dirinya sebagai ‘Jagonya ayam’.
Raw Material
|
:
|
Bahan baku dari proses penyajian makanan yang dilakukan oleh PT. Fast
Food Indonesia adalah berupa ayam, sayuran, bumbu – bumbu , kentang, dan
bahan untuk pembuatan puding.
|
Supplier
|
:
|
Sedangkan supplier yang terkait pada mata rantai ini adalah pihak yang
menyediakan bahan baku membuat makanan cepat saji. PT. Fast Food Indonesia
RSC Surabaya memiliki beberapa supplier, biasanya perusahaan ini mengambil
bahan baku dari supplier yang menyediakan bahan baku pada saat pemesanan
dilakukan.
|
Manufacturing
|
:
|
Proses ini sebagian dilakukan sendiri oleh PT. Fast Food Indonesia,
yang nantinya makanan tersebut akan siap dijual pada customer.
|
Distribution
|
:
|
Proses didtribusi ini juga dilakukan sendiri oleh perusahaan, biasanya
perusahaan langsung mengirimkan bahan – bahan makanan ke gudang - gudang
|
Customer
|
:
|
Customer dari perusahaan ini biasanya adalah masyarakat yang ingin
menikmati makanan cepat saji.
|
|
|
|
INFRASTRUKTUR
PERUSAHAAN :
Tata letak
penempatan bahan baku makanan, tata tertib pegawai, serta asset lainnya.
|
MANAJEMEN
SDM PERUSAHAAN :
Jabatan
pegawai, Cara rekrutmen pegawai, Pengembangan skill pegawai.
|
PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI :
Penanganan
jaringan, server maupun infrastruktur IT yang tersedia.
|
PEMBELIAN :
Pengadaan
bahan baku dan maintenance mesin pengolah makanan maupun infrastruktur IT.
|
INBOUND
LOGISTIC
|
OPERATIONS
|
OUTBOND
LOGISTIC
|
MARKETING
& SALES
|
SERVICE
|
·
Bahan baku
makanan
·
Mesin pengolah
makanan yang tersedia
|
·
Pengolahan
makanan
|
·
Hasil
penjualan makanan
·
Mutu makanan
yang dijual
|
·
Segmentasi pasar
·
Promosi
|
·
Pesan antar
·
Catering
·
Chaki club
·
layanan
infoline
·
informasi
waralaba KFC
|
Keterangan :
Primary Activities
1.
Inbound
Logistics
Dalam
hal ini logistik yang masuk adalah bahan baku makanan, dan mesin pengolah
makanan yang tersedia.
Untuk bahan baku:
a.
Ayam :
semuanya di supply oleh supplier, suppliernya adalah Wonokoyo Group. Ayam yang
disupply sudah berbentuk potongan sesuai dengan yang dipesan, misalkan khusus
dada, paha maupun sayap. dalam hal jangka waktu supply, untuk outlet dalam kota
Surabaya dilakukan tiap hari, sedangkan untuk outlet yang berada di luar kota
Surabaya dilakukan tiap bulan.
b.
Sayuran umum :
Sayuran disupply oleh supplier yang domisilinya berdekatan dengan outlet
(lokal). khusus di dalam Kota Surabaya supplier untuk sayuran hanya satu saja,
sedangkan outlet yang berada pada luar kota pembelian bahan sayuran dilakukan
di pasar.
c.
sayur khusus :
Sayur khusus didatangkan dari Jakarta (Kantor Pusat) setelah itu dimasukkan di
gudang Surabaya (Margomulyo) kemudian didistribusikan ke outlet – outlet yang
ada di Jawa Timur.
d.
Kentang :
Bahan ini diimport langsung dari luar negeri kemudian di masukkan ke gudang
yang ada di Jakarta, setelah itu didistribusikan ke regional – regional,
kemudian regional tersebut mendistribusikannya ke outlet – outlet.
e.
Bumbu – bumbu
: Bumbu yang tersedia di KFC lebih dikenal dengan sebutan bumbu 11 macam. Bumbu
– bumbu tersebut langsung di datangkan dari KFC Pusat yang terletak di
Kentucky, USA.
f.
Beras : ada 2
jenis beras, Non organic dan organic. Untuk non organic disupply oleh supplier
local, sedangkan untuk organic langsung didatangkan dari Kantor pusat (Jakarta).
2.
Operations
Untuk
operation di masing – masing outlet (pengolahan makanan) sudah berdasarkan SOP
(Standar Operational Kerja) yang di keluarkan oleh perusahaan.
Misal dalam memasak ayam :
pertama – tama ayam tersebut dipijat – pijat, setelah
itu ditaburi dengan tepung lalu dipijat-pijat lagi. Setelah itu dimasukkan ke
tempat pemasakan dengan kuota 40 potong ayam, suhu dalam memasak tersebut pada
suhu 120 derajat celcius selama 20 menit, dan semua itu sudah terkomputerisasi.
Selanjutnya dimasukkan ke tempat penyimpanan makanan yang sudah diatur
panasnya, sehingga ayam tersebut tetap hangat, apabila ayam tersebut tidak laku
selama 2 jam, maka ayam tersebut didaur ulang untuk membuat jenis makanan yang
lainnya, misalnya yakiniku dan lain – lain.
Dalam hal pembuatan pudding, pembuatan tersebut
dilakukan di gudang, tidak di outlet, jadi gudang mengirimkan pudding ke outlet
– outlet yang ada.
3.
Outbound
Logistics
Untuk
outbound logistics adalah hasil dari kegiatan penjualan. Pelaporan penjualan
berdasarkan dari outlet – outlet yang ada. pelaporan dari outlet dilakukan tiap
hari (close transaksi), data tersebut disimpan di server outlet, setelah itu
dikirimkan ke kantor pusat yang ada di Jakarta, kantor pusat kemudian
mengirimkan data tersebut ke RSC Surabaya. Di RSC Surabaya data tersebut dicek
dan disesuaikan. Setelah itu data tersebut dikirimkan lagi ke kantor pusat di
Jakarta.
4.
Marketing and
Sales
Dalam
marketing and sales yang dilakukan PT. Fast Food Indonesia menentukan target
segmen pembeli adalah masyarakat luas. Dan dalam proses memasarkan produknya
dengan melakukan promosi dan membuat citra yang baik kepada pelanggan sehingga
diharapkan kesan yang baik bisa menyebar ke calon pelanggan yang datang.
5.
Service
Service yang diberikan perusahaan kepada pelanggan yaitu:
a.
Informasi
waralaba KFC
Untuk saat ini
KFC tidak melakukan kerjasama dalam bentuk sub-waralaba untuk merek KFC,
kecuali kerjasama dalam bentuk lain, yaitu :
1. Kerjasama
Sewa lokasi.
2. Kerjasama
investasi (tidak termasuk gedung/bangunan)
3. Kerjasama
investasi (termasuk gedung/bangunan)
kirimkan:
1. Surat
penawaran yang dilengkapi dengan keterangan data lokasi yang meliputi:
- luas area
minimal 300m2
- Foto Lokasi
- Peta lokasi
dengan radius ± 5 km yang memuat info aktifitas yang
ada.
- Lampiran data
statistik dari lokasi yang ada (data penduduk)
b. Layanan
pesan antar
KFC
menyediakan layanan pesan antar. Tinggal
telepon KFC terdekat, KFC akan
langsung antar pesanan ke alamat pelanggan yang memesan. Namun, dengan syarat
sebagai berikut:
1. Batas wilayah antar maksimum 5 Km. dari restaurant
KFC ke alamat yang dituju.
2. Jarak waktu pemesanan dengan pengantaran ± 30 menit
sejak diterimanya pesanan oleh restaurant.
3. Pemesanan delivery di bawah Rp. 30.000,- (sebelum
pajak) dikenakan biaya tambahan sebesar Rp. 4.000,-
4. Maksimal pemesanan delivery untuk jenis paket
adalah 50 box.
c.
Layanan KFC
catering
KFC Catering & Home Delivery
adalah salah satu bentuk layanan KFC kepada customer dalam memenuhi kebutuhan
komsumsi berbagai acara keluarga atau kantor ( reuni, arisan, pesta, bazzar,
dan lain-lain ) kapan dan dimana saja.
Customer dapat
melakukan pesanan delivery melalui restoran KFC dalam jumlah tertentu Maksimum
50 box, dan bisa di antar ke tempat yang diminta sedangkan pesanan besar (>
100 box ).
Fasilitas
Catering KFC:
1.
Peralatan
makan dan minuman
2.
Chaki Birthday
( ulang tahun anak )*
3. MC
* dengan biaya
tambahan praktis dan terencana
Pilih menu
lengkap dan variatif
Crew yang
ramah dan gesit
d.
Layanan
infoline
Infoline merupakan bentuk media
komunikasi yang disediakan pihak KFC untuk memfasilitasi penyampaian complain
customer dan informasi lainnya yang berkaitan dengan KFC, kapan dan di mana
saja via telepon melalui infoline diharapkan complain dan informasi lainnya
dari customer akan terinput dengan lebih baik dan diproses secara lebih
efektif.
Support Activities
1.
Infrastruktur PT.
Fast Food Indonesia
-
Tata letak
penempatan bahan baku dan barang jadi untuk mengoptimalkan pemanfaatan tempat
(gudang) yang disesuaikan dengan outlet – outlet yang tersebar.
-
Untuk
penggunaan SI/TI sudah diterapkan dengan baik
-
Tata tertib
kepegawaian seperti jam kerja, libur, cuti, dan tata tertib lainnya.
2.
Manajemen SDM PT.
Fast Food Indonesia
Dalam hal Manajemen SDM
pada perusahaan ini melakukan rekrutmen berdasarkan laporan dari kantor pusat
maupun RSC. Yang berhak menentukan adanya rekrutmen atau tidak hanya di kantor
pusat, RSC hanya melakukan pengajuan saja.
3.
Pengembangan
Teknologi PT. Fast Food Indonesia
Untuk
pengembangan teknologi yang dilakukan oleh perusahaan ini sudah bagus, semua
client termasuk mesin kasir sudah terhubung dengan jaringan. dalam hal server,
setiap outlet memiliki server, RSC juga memiliki server dan kantor pusat pun
memiliki server, semua aplikasi berlicensi. untuk teknologi jaringan
menggunakan citrix dengan konsentrasi ke sharing aplikasi. dalam hal
pengembangan software menggunakan bahasa pemrograman magic.
4.
Pengadaan Bahan
PT. Fast Food Indonesia
Dalam
melakukan pengadaan bahan baku, yang dilakukan oleh perusahaan ini bekerjasama
dengan supplier local (khusus bahan baku tertentu, misalnya sayur dan beras).
sedangkan untuk bahan baku lainnya dikirim dari gudang pusat. Pengadaan bahan
baku dilakukan ketika persediaan barang mencapai kondisi batas minimum. manager
memilih melakukan pengadaan bahan baku berdasarkan safety stock karena
permintaan oleh customer yang tidak stabil, tetapi masih bisa diperkirakan.
PT. Fast Food Indonesia pada strategynya sudah pada
tingkatan strategy fit. produk yang dikeluarkan merupakan produk yang
fungsional karena merupakan makanan sehari – hari, misalnya nasi, ayam, dan
lain – lain. produk tersebut juga bisa dikatakan inovatif karena makanan yang dikeluarkan
adalah beraneka ragam sesuai trend permintaan.
PT. Fast Food Indonesia juga responsive dalam
melakukan pelayanan terhadap pelanggan, dengan adanya servis seperti layanan
pesan antar.
Letak
Decoupling Point produk yang dijual oleh PT. Fast Food Indonesia berada pada
posisi Made To Stock, karena semua makanan yang diproduksi oleh perusahaan ini dibuat
tanpa ada pesanan, dan semua makanan akan dibeli oleh customer.
Kelompok kami tidak mengajukan usulan perubahan posisi
Decoupling Point, karena perusahaan sudah memperkirakan jenis produk apa yang
sekiranya paling laku pada saat itu.
E. Jaringan Supply Chain
Dalam hal penentuan lokasi
gudang yang, PT. Fast Food Indonesia mempunyai gudang di kantor pusat (Jakarta)
untuk melayani outlet yang ada di seluruh Indonesia, di regional pun terdapat
gudang untuk melayani tiap outlet yang ada di regional tersebut, tetapi untuk
RSC Surabaya menangani Jawa Timur dan Bali dalam hal penyimpanan bahan baku /
gudang. kenapa Bali ikut Jawa Timur pada hal gudang? karena wilayah Bali
outletnya tidak terlalu banyak, dan apabila didirikan gudang, cost yang
dikeluarkan lebih banyak dari pada biaya pengiriman, oleh karena itu gudangnya
jadi satu di Jawa Timur (Surabaya). setiap outlet (hanya outlet di luar kota
Surabaya) pun memiliki tempat penyimpanan (gudang kecil) yang bahan baku
tersebut di peroleh dari gudang yang ada di Surabaya. setiap gudang terdapat
frezer, sehingga bahan baku dapat awet tahan lama.
Manajer outlet di sini yang
memberikan otoritas dala perencaan produksi, termasuk bahan baku, jumlah
pesanan mingguan, volume pemesanan (volume pemesanan = permintaan –
persediaan). Permintaan adalah siklus pembelian, lead time dan safety stock .
Manajer mempertimbangkan data historis penjualan dan kegiatan promosi, atau
faktor cuaca untuk menghitung omset, dan kemudian diubah sesuai dengan jumlah
bahan baku. Pengelolaan permintaan untuk mengatur bahan baku, prosedurnya
adalah formulir permintaan ditandatangani
oleh manajer outlet setelah itu dikirim ke gudang.
Setiap hari sebelum bekerja,
staf melakukan cek persediaan bahan baku. Data ini adalah untuk melakukan
perhitungan kuantitas pesanan.
Gudang menerima pesanan untuk
pengolahan makanan, seperti jumlah pesanan bahan baku, setelah memesan gudang
melihat persediaan yang ada dan data pengiriman, hari berikutnya melalui email
atau fax dikirim ke supplier, yang menurut kuantitas dan tanggal untuk produksi
dan transportasi ke outlet - outlet.
Di gudang untuk melakukan
pengiriman bahan baku berdasarkan oleh nomor urut outlet dan waktu kedatangan
bahan baku diperlukan dalam sistem, selanjutkan pada system menghasilkan tabel
ringkasan yang kemudian dilakukan pengepakan dan pengiriman yang diatur oleh
petugas transportasi dengan mempertimbangkan kapasitas, kendaraan , rute
pengiriman, konsumsi bahan bakar dan pengamanan bahan baku.
Dilihat dari sejarahnya, banyak
masalah KFC selama akhir 1980-an yang dikelilingi menu yang terbatas dan
ketidakmampuan untuk dengan cepat membawa produk baru ke pasar. Selama tahun
1980-an, konsumen mulai menuntut makanan sehat, dan KFC dihadapkan dengan menu yang
terbatas terutama terdiri dari makanan yang digoreng. Dalam rangka untuk
mengurangi citra KFC sebagai makanan yang tidak sehat, KFC memperkenalkan
berbagai produk baru dengan meningkatkan popularitas makanan sehat kepada
konsumen, efeknya peningkatan permintaan menyebabkan sejumlah perubahan dalam
sajian menu KFC.